COVID: Ketakutan sudah sangat menghantui kami

Ancaman penularan virus dapat mengubah respons psikologis kita terhadap interaksi biasa, membuat manusia berperilaku dengan cara yang tidak terduga.

Jarang ada ancaman penyakit yang mampu menguasai begitu banyak kepala kita. Selama berminggu-minggu, hampir semua surat kabar menampilkan cerita tentang pandemi virus corona di halaman depan.

Program radio dan TV menyiarkan kabar tentang para korban tewas terbaru, dan tergantung pada siapa yang ada ikuti, platform media sosial dipenuhi dengan statistik yang menakutkan, saran praktis atau humor yang kuat.

Seperti yang telah dilaporkan orang lain, bombardir informasi yang terus menerus ini dapat mengakibatkan peningkatan kecemasan, dengan efek langsung pada kesehatan mental.

Namun rasa akan ancaman yang terus menerus mungkin memiliki efek lain yang lebih berbahaya bagi psikologi kita.

Sikap setiap orang pasti saling mencurigai karena seperti penyakit pernapasan infeksi 2019-nCoV dapat menyebabkan gejala ringan termasuk pilek, sakit tenggorokan, batuk, dan demam.

Kondisi ini bisa menjadi lebih parah bagi beberapa orang dan dapat menyebabkan pneumonia atau kesulitan bernafas.

Penyakit ini jarang berakibat fatal.

Oh Medan…when will life resume to the normal? yannis-h-me10D0DogTg-unsplash

Orangtua dan orang-orang yang mempunyai riwayat medis sebelumnya, seperti diabetes dan penyakit jantung, lebih rentan mengalami kondisi parah jika terkena virus ini.

Rumah sakit juga tidak mudah untuk menerima pasien untuk berobat .

Semua saling menjaga jarak , bersin sedikit langsung pada saling menghindari.

Akhirnya semua seperti orang pesakitan menghadapi covid ini , tidak bisa kemanapun , semua tidak ada yang berani keluar rumah , semua belanja online untuk menghindari penyakit virus ini